Memiliki ukuran penis kecil bisa membuat pria kehilangan rasa percaya diri. Oleh sebab itu, banyak juga yang melakukan suntik penis untuk memperbesar ukuran penis mereka.
Salah satu cara yang kerap dilakukan pria di beberapa daerah di Indonesia adalah dengan menyuntikkan minyak kemiri ke penis mereka. Tapi, apakah benar minyak kemiri atau minyak lain yang disuntik ini bisa memperbesar ukuran penis?
Dokter spesialis urologi di Rumah Sakit Columbia Asia Pulomas, Andika Afriansyah mengatakan secara prinsip minyak kemiri, minyak kelapa, atau benda cair apapun yang disuntik ke penis memang bisa memperbesar ukuran penis. Namun, cairan itu hanya bisa memperbesar bukan memperpanjang.
“Dia (minyak atau cairan yang disuntik) tidak membuat panjang penis, tetapi diameter penis yang bertambah besar karena sifatnya hanya menambah volume penis saja,” kata Andika saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (12/9).
Suntik penis untuk memperbesar ukurannya bukan praktek baru dalam dunia medis. Kata Andika, selama ini sudah banyak pria yang mencoba cara tersebut agar penisnya lebih besar dan membuat mereka lebih percaya diri.
Meski demikian, Andika tidak menyarankan masyarakat melakukan prosedur suntik penis secara sembarangan. Prosedur ini harus dilakukan sesuai anjuran medis dengan menggunakan cairan yang aman dan steril.
Hal ini karena menurut Andika, saat cairan yang disuntik ke penis tidak memenuhi persyaratan secara medis, justru bisa berbahaya untuk orang tersebut. Dalam beberapa waktu, paling cepat enam bulan, penis yang disuntik bisa mengalami infeksi.
Zat atau cairan yang disuntik tersebut akan menimbulkan reaksi radang hebat. Hal ini merupakan cara tubuh menolak benda asing yang ada di dalam penis mereka.
“Biasanya zat tersebut akan mengeras, terinfeksi, dan menimbulkan borok,” kata dia.
Cara yang benar dalam hal suntik penis untuk mendapat ukuran besar adalah dilakukan di rumah sakit dalam pengawasan dokter. Di rumah sakit zat yang digunakan pun aman, steril, dan dipastikan tidak akan menimbulkan reaksi radang.
“Cairan yang digunakan juga sudah aman dan approved sebagai sediaan medis. Bisa juga menggunakan lemak dari tubuh pasien langsung. Kemungkinan tubuh menolak (rejeksi) juga akan semakin kecil,” kata dia.
(tst/pua)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com
