Studi Temukan Covid-19 Bisa Picu GERD

Studi terbaru menemukan bahwa infeksi virus corona penyebab Covid-19 bisa memicu berbagai masalah pada pencernaan, termasuk di antaranya GERD.

Jakarta, CNN Indonesia

Read More

Jumlah orang yang mengeluhkan rasa sakit pada area lambung cenderung meningkat selama pandemi Covid-19 berlangsung. Pasalnya, Covid-19 ditemukan dapat menimbulkan efek jangka panjang, termasuk pada sistem pencernaan.

Menurut penelitian yang diterbitkan di Nature Communications pada Selasa (7/3), orang yang pernah terinfeksi virus corona penyebab Covid-19 lebih mungkin mengalami gangguan pencernaan seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) pada tahun setelah terinfeksi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terinfeksi.

“Masalah pencernaan termasuk masalah paling pertama yang dilaporkan oleh para pasien. Semakin jelas bahwa saluran pencernaan berfungsi sebagai wadah virus,” kata penulis utama sekaligus ahli epidemiologi klinis di Universitas Washington, Ziyad Al-Aly, menukil Everyday Health.

Secara keseluruhan, gangguan pencernaan ditemukan 36 persen lebih mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi Covid-19 dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi. Risikonya tetap ada bahkan pada orang dengan gejala ringan hingga sedang yang tidak memerlukan rawat inap.

Kata Al-Aly, studi tersebut juga menemukan bahwa long Covid dapat merusak sistem pencernaan dengan berbagai cara. Termasuk menyebabkan penyakit seperti masalah hati, pankreatitis akut (radang pankreas), IBS (sindrom iritasi usus besar), dan borok di lapisan lambung atau usus bagian atas.

Penelitian tersebut juga menemukan peningkatan risiko sembelit, diare, sakit perut, kembung, dan muntah beberapa bulan setelah pasien terinfeksi.

Untuk studi ini, para peneliti menganalisis lebih dari 14 juta catatan medis dalam database yang dikelola oleh Departemen Urusan Veteran AS.

Penyelidik membuat kumpulan data terkontrol dari sekitar 150 ribu orang yang dites positif Covid-19 antara 1 Maret 2020 hingga 15 Januari 2021, dan yang bertahan hidup 30 hari pertama setelah infeksi.

Pemodelan statistik digunakan untuk membandingkan hasil temuan gangguan pencernaan dalam kumpulan data dengan dua kelompok kontrol orang yang tidak terinfeksi. Satu kelompok dengan sebanyak 5,6 juta orang diteliti pada jangka waktu yang sama, dan kelompok kedua sebanyak 5,8 juta orang yang dikumpulkan dari 1 Maret 2018 hingga 31 Desember 2019, sebelum pandemi dimulai.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya..



Studi Temukan Covid-19 Bisa Picu GERD

BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Sumber: www.cnnindonesia.com

Related posts