Sebuah unggahan di media sosial ramai dengan cerita soal anak kedua yang selalu bermasalah. Warganet lantas mengaitkan masalah ini dengan middle child syndrome.
Sebenarnya, apa itu middle child syndrome?
Menukil Healthline, sindrom anak tengah atau middle child syndrome adalah keyakinan bahwa anak tengah dikucilkan, diabaikan, atau bahkan diabaikan karena urutan kelahirannya.
Menurut cerita, beberapa anak mungkin memiliki kepribadian dan karakteristik hubungan tertentu karena menjadi anak tengah.
Pada 1964, seorang psikolog Alfred Adler mengembangkan teori tentang pentingnya urutan kelahiran terhadap perkembangan kepribadian. Dalam teorinya, ia menyatakan bahwa meskipun anak-anak mungkin dilahirkan dalam satu rumah tangga, urutan kelahiran mereka sangat memengaruhi perkembangan psikologis mereka.
Menurut teori urutan kelahiran Adler, seorang anak mungkin memiliki beberapa ciri kepribadian, bergantung pada urutan kelahirannya. Misalnya:
- Anak tertua lebih otoriter dan merasa berkuasa karena ekspektasi tinggi yang sering diberikan oleh orang tuanya.
- Anak bungsu diperlakukan seperti bayi manja dan tidak pernah bisa melampaui saudara-saudaranya yang lain.
- Anak tengah adalah orang yang mudah marah tetapi sulit menyesuaikan diri karena terjepit di antara adik dan kakaknya.
Teori ini membuka jalan untuk melihat lebih dalam bagaimana urutan kelahiran memengaruhi perkembangan psikologis seseorang. Namun, teori Adler hanyalah sebuah teori, dan penelitian telah menunjukkan hasil yang bertentangan mengenai dampak urutan kelahiran.
Karakter anak tengah
Ilustrasi. Sering dikaitkan dengan middle child syndrome, berikut ini ciri-ciri kepribadian anak tengah. (iStock/AleksandarNakic)
|
Apakah Anda, atau seseorang yang Anda kenal mengalami middle child syndrome? Menukil WebMD, berikut ini ciri-ciri kepribadian anak tengah:
1. Pemberontak
Anak kedua cenderung kurang religius dibandingkan saudara dan orang tuanya. Namun, mereka cenderung tidak bertindak melawan orang tua mereka.
2. Ramah.
Mereka pandai menjadi mediator dan menginginkan keadilan dalam situasi tertentu. Mereka juga teman yang dapat dipercaya dan bekerja dengan baik sebagai anggota tim.
3. Tidak family-oriented
Tak seperti saudara mereka, anak tengah tidak berorientasi pada keluarga. Mereka mungkin memiliki sense of belonging yang lebih kuat dibandingkan saudara mereka.
Jadi, meskipun banyak anak yang bisa menjadi hebat saat bekerja dalam kelompok, ada beberapa anak tengah yang kesulitan saat bekerja dengan orang lain.
4. Merasa dibayangi
Mereka menjadi percaya bahwa orang tua mereka tidak mempedulikan mereka. Melihat ke belakang ketika mereka dewasa, mereka mengungkapkan pandangan negatif terhadap masa kanak-kanak.
5. Mobile
Mereka sering kali menjadi anak pertama yang pindah rumah. Mereka juga cenderung bergerak paling jauh. Hal ini bermula dari perasaan mereka yang disalahpahami oleh keluarganya.
6. Bukan perfeksionis.
Meski tidak perfeksionis, mereka cenderung melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh kakaknya. Misalnya, jika kakaknya adalah seorang sarjana, anak kedua mungkin fokus pada atletik.
Kualitas luar biasa anak tengah
![]()
|
Terlepas dari pandangan orang tentang middle child syndrome, anak tengah akan belajar bagaimana bertindak, berteman, dan menjadi diri sendiri dengan memperhatikan saudara atau teman.
Status anak tengah juga bisa mendorong mereka untuk berprestasi. Hal ini mungkin timbul karena anak tengah merasa dinomorduakan dibandingkan dengan kakak atau adiknya.
Beberapa anak tengah yang terkenal telah atau terus menjadi negosiator, pelopor, dan pejuang keadilan yang hebat. Diantaranya adalah Nelson Mandela, Martin Luther King Jr., Susan B. Anthony, Charles Darwin, Madonna, Bill Gates, dan CEO Nabisco Michael Gerstner.
Anak-anak tengah ini menggunakan ciri-ciri kepribadian mereka untuk membantu mereka meraih kesuksesan.
Jika middle child syndrome itu nyata, mungkin perasaan anak tengah akan keunikannya sendirilah yang melahirkan banyak penemuan, teori penting, dan gerakan sosial.
(pua/pua)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com