Sebanyak 28 bar ditutup selama 48 jam dan didenda oleh otoritas pajak Yunani atas ulah yang mereka lakukan. Laporan otoritas pajak setempat menyebut sebuah bar populer di Pulau Kavos, Yunani, menjual bir sisa yang telah diminum pelanggan, yang dioplos dengan bis sisa lainnya.
Praktek itu tentu saja tanpa sepengetahuan pelanggan mereka. Otoritas Pendapatan Publik Independen pajak Yunani (The Greek tax Independent Public Revenue Authority, AADE) telah menggelar serangkaian penggerebekan bar-bar di Corfu pada 30 Agustus dan 1 September 2023.
Pihak berwenang menutup 28 bar yang terlibat selama dua hari dan mendendanya setelah menemukan sejumlah pelanggaran, termasuk skema penjualan bir sisa yang telah diminum pelanggan.
Seperti dikutip Foxnews (6/9), surat kabar Yunani Neos Kosmos melaporkan bahwa penggerebekan dilakukan polisi dan badan pajak ketika AADE melakukan pemeriksaan kualitas dan auditor memeriksa berkas pendaftaran dan tanda terima.
Investigas ini sebagian besar bertujuan agar dapat diketahui asal-usul minuman tersebut untuk memastikan keamanan dan pengendalian kualitas. Apakah minuman yang bar-bar jual itu bersumber dari penyelundupan atau dioplos terlebih dahulu.
Alhasil, mereka menemukan beberapa bar justru menjual kembali bir-bir bekas yang telah diminum oleh pelanggan. The Independent melansir, para bartender menyimpan bir sisa dalam tabung sebelum menjualnya sebagai oplosan, tanpa sepengetahuan pelanggan.
Penyelidikan juga menemukan ada sekitar 40.500 kuitansi yang belum diterbitkan, sekitar 1.200 kuitansi belum diserahkan, dan kemungkinan lebih dari setengah lusin sampel minuman berpotensi diselundupkan atau dipalsukan.
Pihak berwenang mengambil sampel minuman yang dipalsukan itu dan mengirimkannya untuk pengujian lebih lanjut.
Bisnis penipuan ini memakan kerugian sebesar €265.670 atau sekitar hampir Rp4,4 miliar. Hasil penggerebekan ini mendorong pihak berwenang untuk melakukan pemeriksaan serupa di lokasi wisata populer Yunani lainnya.
Penduduk setempat sering menyebut Kavos sebagai zona yang “tidak boleh dikunjungi” karena pengawasannya yang masih sangat lemah.
New York Post melaporkan, investigasi terjadi hanya beberapa hari sebelum kematian seorang turis yang diduga meninggal karena mengonsumsi alkohol oplosan di daerah tersebut. Temuan ini kemudian menjadi bahan tinjauan baru.
Seorang petugas polisi Inggris (22) ditemukan tewas di jalan-jalan Kavos pada akhir Agustus lalu setelah menderita cedera kepala. Akan tetapi, petugas mengklaim mereka mencium bau alkohol di napasnya dan yakin bahwa laporan toksikologinya akan menunjukkan bahwa alkohol tersebut mungkin dicampur dengan zat lain.
(dhs/wiw)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com