Jakarta, CNN Indonesia —
Minuman dan makananĀ manis ada dimana-mana. Bahkan ketika masuk ke minimarket dan supermarket deretan lemari pendingin dengan berbagai macam minuman dijajakan.
Godaan minuman dan makanan dengan pemanis yang cukup tinggi hampir pasti tak bisa ditolak anak-anak. Rengekan mereka membuat para orang tua akhirnya memberikan makanan dan minuman manis tersebut dalam jumlah yang cukup banyak dan sering.
Ketua pengurus pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan makanan dan minuman manis yang dijual bebas, serta iklan yang sering muncul memberi dampak yang signifikan terhadap kelebihan berat badan dan obesitas anak.
“Godaan-godaan ini sangat banyak sekali. Iklan makanan dan minuman yang tinggi gula, tinggi tepung luar biasa (banyak),” kata Piprim dalam media briefing bertajuk Obesitas Pada Anak dan Dampaknya, beberapa waktu lalu.
Kata Piprim, godaan iklan makanan dan minuman ini membuat orang tua sulit mengontrol asupan gula pada anak. Efeknya, kelebihan berat badan dan obesitas pun terjadi. Jumlah anak obesitas bahkan terus mengalami peningkatan.
Bukan cuma itu, makanan dan minuman tinggi gula ini tak memberikan efek kenyang. Justru, makin banyak asupan gula, anak makin sering ngemil atau makan.
“Keluarga juga sulit untuk mengendalikan (konsumsi makanan dan minuman tinggi gula)” katanya.
Oleh karena itu, pengendalian makanan dan minuman tinggi gula ini harus dilakukan semua pihak. Mulai dari orang tua, keluarga, hingga pemerintah.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan misalnya, dengan menerapkan pajak makanan dan minuman manis yang cukup tinggi.
“Di luar negeri ada sugar tax. Jadi ada soft drink tax, lalu ada tax untuk makanan yang berpotensi berbahaya (karena tinggi gula),” kata Piprim.
Sementara para orang tua sebaiknya lebih gencar memberikan edukasi terkait bahaya makanan dan minuman manis pada anak-anak mereka. Pemilihan makanan juga bisa dilakukan sejak dini, misal dengan memberi anak lebih banyak makanan kaya protein hewani.
“Misal, nasinya juga harus dikurangi. Banyakin saja proteinnya. Ini akan membuat anak terbiasa dan kenyang lebih lama,” kata dia.
(tst/chs)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com