Apa Beda PPOK dan Asma? Kenali Gejalanya

Infeksi paru-paru bisa menyerang orang dari berbagai usia. Ketahui gejala infeksi paru-paru sebelum kondisinya semakin parah.
Jakarta, CNN Indonesia

Sebagian orang masih keliru membedakan antara penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma. Lantas, apa bedanya PPOK dan asma yang penting untuk diketahui?

Read More

Asma dan paru-paru adalah dua penyakit paru. Menukil WebMD, keduanya menyebabkan pembengkakan di saluran udara sehingga sulit bernapas.

PPOK sendiri merupakan penyakit yang terjadi karena penurunan fungsi paru yang kronis. Penyakit ini ditandai dengan gejala sesak napas yang terus menerus. Umumnya penyakit ini muncul pada usia 50 tahun ke atas.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap orang mengalami penurunan fungsi paru karena bertambahnya usia. Namun, pada penderita PPOK, fungsi paru menurun lebih cepat disebabkan karena beberapa faktor risiko.

Beberapa faktor risiko yang menyebabkan PPOK antara lain merokok, polusi udara, debu atau paparan kimia, dan infeksi. PPOKĀ juga merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Perbedaan PPOK dan asma

Salah satu gejala khas PPOK adalah asma atau sesak napas. Namun, gejala ini kerap diabaikan sebab orang menganggap itu hanya asma atau sesak napas biasa.

Meski sama-sama penyakit yang menyerang paru-paru, PPOK dan asma adalah dua penyakit yang berbeda.

Berikut ini perbedaan PPOK dan asma dari berbagai sisi:

1. Usia

Perbedaan yang jelas antara PPOK dan asma adalah usia saat pertama kali penyakit muncul.

Menukil Healthline, orang yang mengidap asma biasanya didiagnosis saat masih anak-anak. Di sisi lain, gejala PPOK biasanya hanya muncul pada orang dewasa di atas usia 40 tahun yang merupakan perokok aktif atau mantan perokok.




Ilustrasi. Berikut penjelasan mengenai apa beda PPOKĀ dan asma. (iStock/patrickheagney)

2. Penyebab

Asma sangat mungkin disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Paparan zat tertentu yang dapat memicu alergi, seperti serbuk sari, tungau debu, jamur, bulu hewan peliharaan, infeksi pernafasan, aktivitas fisik, dan udara dingin bisa menjadi pemicu asma.

Sementara penyebab PPOK yang paling umum di dunia adalah karena kebiasaan merokok. Menurut Mayo Clinic, 20 hingga 30 persen orang yang merokok secara teratur menderita PPOK.

Merokok dan asap mengiritasi paru-paru, menyebabkan saluran bronkial dan kantung udara kehilangan elastisitas alaminya dan mengembang secara berlebihan, sehingga udara terperangkap di paru-paru saat mengeluarkan napas.

3. Gejala

Gejala PPOK dan asma secara fisik tampak serupa, terutama sesak napas yang terjadi pada kedua penyakit tersebut.
Hiperresponsif saluran napas adalah ciri umum asma dan PPOK. Meski demikian, rasa sesak pada penderita asma akan hilang timbul dan akan kambuh saat ada pemicu.

Sementara sesak napas pada penderita PPOK akan menetap dan bersifat progresif atau semakin parah. Selain itu, gejala khas PPOK lainnya adalah batuk berdahak dalam waktu lama, serta cepat merasa lelah atau ngos-ngosan padahal hanya melakukan aktivitas ringan.

Itulah penjelasan mengenai apa beda PPOK dan asma. Jika menemukan gejala-gejala ini, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memberikan diagnosis.

(pua/pua)

[Gambas:Video CNN]



Sumber: www.cnnindonesia.com

Related posts